• Beranda
  • penyakit
  • Penyebab dan Faktor Risiko Obesitas Kelas III (Morbid Obesity)

Penyebab dan Faktor Risiko Obesitas Kelas III (Morbid Obesity)

Penyebab dan Faktor Risiko Obesitas Kelas III (Morbid Obesity)
Credits: Freepik

Bagikan :


Obesitas adalah kondisi kompleks di mana ada penumpukan berlebihan lemak di tubuh. Obesitas bukan perkara penampilan saja, kondisi ini meningkatkan risiko berbagai penyakit dan masalah kesehatan yang lebih serius seperti penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit hati, sleep apnea dan beberapa jenis kanker.

Obesitas dapat diketahui melalui perhitungan indeks massa tubuh (IMT). Seseorang dikatakan memiliki obesitas bila hasil perhitungan IMT menunjukkan angka 30 atau lebih.

 

Obesitas dan Pembagian Kelasnya

Berdasarkan perhitungan indeks massa tubuh (IMT), obesitas sendiri dikategorikan menjadi tiga kelas berbeda, di antaranya:

  • Obesitas kelas I, hasil IMT 30-34,9
  • Obesitas kelas II, hasil IMT 35-39,9
  • Obesitas kelas III, hasil IMT lebih dari 40

 

Baca Juga: Olahraga yang Aman untuk Orang Obesitas

 

Penyebab dan Faktor Risiko Obesitas Kelas III

Obesitas kelas III disebut juga dengan morbid obesity. Di antara kelas obesitas lain, jenis obesitas ini yang paling parah dan memiliki dampak kesehatan yang paling serius. Dalam beberapa kasus, obesitas kelas III membutuhkan pembedahan untuk mencapai penurunan berat badan yang signifikan.

Penyebab utama obesitas kelas III adalah ketidakseimbangan antara jumlah kalori yang dikonsumsi dan yang digunakan oleh tubuh. Akibatnya penimbunan lemak akan makin banyak dan mengakibatkan penambahan berat badan yang parah.

Namun, selain itu ada beberapa faktor yang juga meningkatkan risiko obesitas kelas III, di antaranya:

 

Faktor genetik

Faktor genetik memainkan peran penting dalam meningkatkan risiko obesitas kelas III. Jika ada riwayat obesitas dalam keluarga, maka kemungkinan untuk mengalami obesitas tentu lebih tinggi.

 

Pola makan tidak seimbang

Makanan yang tinggi lemak, terutama yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans, sering kali memiliki tingkat kepadatan kalori yang tinggi. Konsumsi makanan seperti makanan cepat saji, camilan berlemak tinggi, dan makanan yang digoreng dalam minyak yang dalam dapat menyebabkan asupan kalori yang berlebihan.

Pola makan tidak seimbang juga dapat menyebabkan diet rendah serat dan nutrisi penting. Serat membantu mengisi perut dan memberikan rasa kenyang lebih lama. Sedangkan makanan kurang bergizi memicu keinginan makan lebih banyak untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.

 

Kurang tidur

Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur berhubungan dengan penambahan berat badan. Kurang tidur menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang memengaruhi nafsu makan dan metabolisme yang pada akhirnya menyebabkan obesitas.

Leptin adalah hormon yang diproduksi oleh sel lemak yang berfungsi untuk mengatur rasa kenyang. Sedangkan Ghrelin adalah hormon yang diproduksi oleh lambung yang merangsang nafsu makan. Saat Anda kurang tidur, produksi Leptin akan menurun dan Ghrelin akan meningkat yang menghasilkan perasaan lapar lebih besar dan dapat mendorong Anda makan lebih banyak.

 

Baca Juga: 5 Jenis Makanan yang Dapat Menyebabkan Obesitas pada Anak

 

Stres

Ketika Anda mengalami stres berkepanjangan, tubuh akan melepaskan hormon kortisol yang dapat meningkatkan nafsu makan. Kortisol berperan dalam pengaturan metabolisme dan respons terhadap stres kronis. Peningkatan kadar kortisol dapat meningkatkan nafsu makan terutama pada makanan tinggi lemak dan gula.

Orang yang mengatasi stres dengan makan berlebihan sering mencari kenyamanan melalui makanan. Akibatnya peningkatan berat badan akan terus terjadi jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup.

 

Kondisi kesehatan tertentu dan pengobatan

Kondisi kesehatan seperti hipotiroid, sindrom Cushing dan PCOS dapat menyebabkan peningkatan berat badan akibat penumpukan lemak berlebihan. Demikian juga respons tubuh atas pengobatan antidepresi, antiepilepsi, antihiperglikemia, juga memengaruhi penumpukan lemak berlebih di tubuh.

Obesitas dapat dicegah dengan pola makan seimbang, tetap aktif secara fisik, mengelola stres dan mencukupi tidur. Bila Anda kesulitan dalam mengelola berat badan berlebih, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran yang tepat. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr. Monica Salim
Last Updated : Rabu, 20 September 2023 | 04:49

Cleveland Clinic (2021). Class III Obesity (Formerly Known as Morbid Obesity). Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21989-class-iii-obesity-formerly-known-as-morbid-obesity 

WebMD (2023). What Is Morbid Obesity?. Available from: https://www.webmd.com/diet/what-is-morbid-obesity 

Mayo Clinic (2023). Obesity. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/obesity/symptoms-causes/syc-20375742 

Alexa Fry (2022). Obesity and Sleep. Available from: https://www.sleepfoundation.org/physical-health/obesity-and-sleep 

Sally Robertson, B.Sc (2022). Obesity and Stress. Available from: https://www.news-medical.net/health/Obesity-and-stress.aspx